TEMPO.CO, Jakarta – Satgas penanggulangan Covid-19 meminta masyarakat, terutama mereka yang pernah bersentuhan dekat dengan seseorang yang mengidap virus tersebut, untuk tidak resah atau menipu. pelacakan kontak petugas.
“Jangan berbohong dengan mengaku tidak pernah serumah [with Covid-19 patient]Padahal, tinggal serumah, ”kata anggota tim ahli satgas, Dewi Nur Aisyah, dalam jumpa pers di Kantor BNPB Jakarta, Rabu, 30 September 2020.
Dewi mengingatkan, pelacakan kontak sangat penting untuk memutus mata rantai penularan virus corona. Jujur bisa membantu tenaga medis untuk memahami kondisi nyata di lapangan. Sehingga informasi tersebut dapat mengungkapkan kemungkinan orang lain tertular virus tersebut.
Juru bicara Satgas Wiku Adisasmito sebelumnya mengatakan pelacak kontak kerap menghadapi stigma yang beredar di masyarakat.
“Kendala terbesar selama pelacakan kontak adalah penolakan publik. Masih ada stigma yang dimiliki orang Covid-19 harus dihindari, ”ujarnya dalam jumpa pers virtual melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Selasa, 29 September 2018.
Karena stigma tersebut, lanjut Wiku, orang lebih suka berbohong yang tentunya bisa membahayakan orang lain karena orang yang berpotensi berisiko tidak bisa diungkap. Dengan demikian, virus tersebut selanjutnya dapat menginfeksi lebih banyak orang.
Baca: Indonesia Kembangkan Paspor Kesehatan untuk Meningkatkan Pelacakan Kontak
DEWI NURITA
. “Penjelajah. Penggemar bacon yang ramah. Pecandu kopi setia. Gamer seumur hidup. Alcoholaholic bersertifikat.”