Amerika Serikat memberlakukan sanksi baru terhadap Rusia atas partisipasinya dalam pemilihan presiden AS.
Mengganggu pemilihan presiden
Selama pemilihan presiden AS 2016, Rusia dituduh ikut campur dan bertindak mendukung Trump, kandidat Partai Republik, dan melawan kandidat Demokrat Hillary Clinton, dan penyelidikan dipimpin oleh Robert Mueller. Meskipun benar bahwa Rusia berpartisipasi dalam pemilihan AS, sebuah komisi penyelidikan yang dipimpin oleh Robert Mueller mengatakan kepada Parlemen bahwa tidak ada bukti hubungan rahasia antara pejabat Rusia dan kampanye Trump.
Sementara itu, intelijen AS merilis laporan bulan lalu yang menuduh campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden AS pada November tahun lalu. Laporan itu mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan publikasi tuduhan palsu dan tidak berdasar terhadap Presiden petahana Joe Biden, yang mencalonkan diri sebagai Presiden Trump pada saat itu.
Sanksi pada Rusia
Rusia disalahkan atas serangkaian serangan siber terhadap lembaga pemerintah AS dan perusahaan swasta akhir tahun lalu. Tetapi Rusia dengan tegas menyangkal dua tuduhan ini.
Amerika Serikat telah memberlakukan sanksi baru terhadap Rusia atas partisipasinya dalam pemilihan presiden dan serangan sibernya terhadap departemen pemerintah. Selain itu, sepuluh duta besar Rusia untuk Amerika Serikat diperintahkan untuk segera meninggalkan negara itu. Perintah eksekutif itu dikeluarkan oleh Presiden Joe Biden. Dalam sebuah pernyataan dari Gedung Putih mengatakan:
Presiden Joe Biden mengeluarkan perintah perpanjangan sanksi terhadap pemerintah Rusia setelah partisipasi Rusia dalam pemilihan presiden 2020 dan serangan siber terhadap administrasi negara. Dengan demikian, sanksi baru dikenakan pada 32 individu dan perusahaan, serta 10 pejabat kedutaan Rusia, termasuk mata-mata yang terlibat dalam intervensi Dotal, diperintahkan untuk meninggalkan Amerika Serikat.
Balas dendam yang tepat akan diberikan
Perintah Presiden Biden menegaskan bahwa Amerika Serikat akan merespons jika Rusia terus mengacaukan dunia.
Demikian dinyatakan dalam pernyataan ini.
Sementara itu, Rusia telah memperingatkan pembalasan terhadap sanksi AS terhadap negaranya.
Sementara itu, Presiden Joe Biden mengatakan Amerika Serikat tidak memiliki rencana untuk bentrok dengan Rusia.
“Kami dapat mengambil lebih banyak tindakan terhadap Rusia,” katanya. Tapi aku tidak menyukainya. Amerika Serikat tidak menginginkan bentrokan dengan Rusia. Saya ingin memperkuat hubungan bilateral melalui dialog dan diplomasi. Saya ingin bertemu langsung dengan Presiden Rusia Putin. Dia mengatakan pertemuan ini akan bermanfaat bagi kedua belah pihak.
. “Penginjil perjalanan. Idola remaja masa depan. Pelajar hardcore. Penggemar budaya pop. Introvert yang sangat rendah hati. Penggemar twitter yang ramah.”