Mengapa dilarang?
Pada Oktober 2018, sebuah Boeing 737 Max jatuh di Laut Jawa tak lama setelah lepas landas dari Jakarta, Indonesia, dengan 189 orang di dalamnya. Dilaporkan bahwa kecelakaan itu disebabkan oleh kerusakan teknis, dan kemungkinan kecil korban akan selamat. Ini diikuti oleh kecelakaan lain Boeing 737 Max di Ethiopia pada Maret 2019. Lebih dari seratus orang telah melakukan perjalanan di dalamnya. Sekitar 350 orang tewas dalam dua kecelakaan besar ini. Setelah kecelakaan besar kedua, Amerika Serikat memutuskan untuk melakukan penyelidikan global atas penyebab kecelakaan Boeing 737 Max dan menangguhkan penerbangan hingga saat itu. Selama ini, maskapai besar seperti United, American, Southwest, dan Air Canada mengoperasikan sejumlah 737 pesawat Max dalam layanan mereka, termasuk maskapai India SpiceJet.
Apa yang diketahui investigasi itu?
Pesawat komersial sering dirancang untuk membawa elevator dengan kecepatan hingga 280 kilometer per jam. Alasan pengangkatan adalah bentuk khusus dari sayap. Sayap membelokkan udara ke bawah dan meningkatkan daya angkatnya. Ini bekerja dengan baik agar udara belakang mengalir di atas permukaan sayap pesawat. Di area sayap belakang, sejumlah besar udara terbentuk, yang menyebabkan tekanan negatif menarik sayap hampir ke atas.
Sementara itu, dalam penyelidikan ditemukan bahwa cacat desain pada sebagian besar pesawat modern menjadi penyebab utama terjadinya kecelakaan. Pesawat Boeing 737 terbaru dilengkapi dengan sistem kemampuan manuver yang ditingkatkan. Tugasnya adalah mendorong hidung pesawat ke bawah saat merasakan sudut tinggi untuk menyerang udara saat dalam penerbangan. Ini karena hidung pesawat yang naik ke atas bisa mengakibatkan kecelakaan. MCAS dirancang untuk mencegah kejadian seperti itu. Tetapi ketika sensor MCAS memberikan data yang salah tentang sudut dan kecepatan serangan angin, pilot atau komputer membuat keputusan yang salah. Cacat pada teknologi ini adalah penyebab dari insiden tersebut di atas.
Apa yang menyebabkan pencabutan larangan tersebut?
Setelah semua kekurangan dicatat di akhir penyelidikan, Boeing memperkenalkan langkah-langkah korektif termasuk modifikasi MCAS dan pembuatan simulator dan pusat pelatihan untuk melatih pilot MCAS. Kemudian, pada November 2020, Federal Aviation Administration (FAA) AS mencabut pembatasan pada Boeing 737 MAX. Setelah perubahan teknologi dan pelatihan tambahan untuk pilot, beberapa negara, termasuk Jepang, Eropa, Inggris, Kanada, Brasil, Uni Emirat Arab, dan Australia, telah sepakat untuk memulai kembali pesawat Boeing. Namun, China, negara pertama yang melarang Boeing 737 MAX, belum setuju untuk meluncurkan kembali pesawat tersebut. Izin untuk mengoperasikan pesawat lagi di India belum diberikan.
“Faithful maker. Award-winning bacon nerd. Social media maven. Pop culture evangelist. Evil zombie guru.”