SriLankan Airlines telah menerima pemesanan untuk mengirimkan 102 ton kertas cetak dari Kolombo ke Bandara Internasional Entebbe di Uganda pada Februari 2021.
Maskapai mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa paket tersebut beroperasi penuh dan memberikan kesempatan untuk mendatangkan mata uang asing bagi perusahaan dan negara.
SriLankan Airlines telah menyewa pesawat dari perusahaan pelayaran Inggris untuk mengangkut mata uang cetak Uganda ke beberapa pabrik di seluruh dunia, termasuk Sri Lanka, di mana pemerintah Uganda mengoperasikan operasi pencetakan yang telah diatur sebelumnya dengan aman.
Pada 21 Februari tahun lalu, dilaporkan bahwa SriLankan Airlines yang mengangkut lebih dari 100 ton kargo telah terbang ke Entebbe tiga kali berturut-turut.
Hal itu terungkap setelah ada informasi yang diposting oleh Asosiasi Pilot Sri Lanka di media sosial.
SriLankan Airlines mengatakan dalam pesan Twitter bahwa informasi tersebut telah disalahpahami dan berbagai masalah telah dilaporkan.
Sri Lanka mengatakan pesawat perusahaan, yang tidak beroperasi di tengah kondisi COVID, disewa oleh pengirim barang Inggris dan dapat menerima mata uang asing.
Beberapa insiden di masa lalu antara Uganda dan Sri Lanka telah menimbulkan banyak pertanyaan.
Insiden terbaru adalah kunjungan Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa ke Tirupati dengan jet pribadi pada Desember tahun lalu.
Pesawat berbiaya tinggi itu terbang dari Bandara Entebbe di Uganda ke Bandara Ratmalana untuk menjemput Perdana Menteri.
Sementara itu, di dunia internasional, Uganda saat ini diakui sebagai negara yang tidak melakukan tindakan pencegahan kejahatan keuangan, termasuk pencucian uang.
FATF, juga dikenal sebagai Gugus Tugas Aksi Keuangan, mengatakan pihaknya mengambil langkah-langkah untuk memasukkan daftar hitam transaksi keuangan Uganda.
Organisasi tersebut mengambil tindakan ini karena ketidakmampuannya untuk mencegah kejahatan keuangan, termasuk pencucian uang.
Uni Eropa juga mengklasifikasikan Uganda sebagai negara berisiko tinggi dalam hal keamanan finansial.
Dengan begitu banyak masalah di Uganda mengenai keuangan dan transaksi, bukankah seharusnya orang tahu transaksi apa yang dilakukan dengan uang rakyat kita?
“Praktisi Internet. Guru zombie total. Pecandu TV seumur hidup. Pelopor budaya pop yang rajin.”