Indonesia berupaya semaksimal mungkin untuk memindahkan ibu kotanya dari Jakarta ke kota baru Nusantara. Pasalnya, Jakarta, salah satu kota terbesar di dunia, sedang tenggelam.
Terletak di pantai barat laut Jawa di mana sungai Ciliwung bertemu dengan laut, Jakarta telah menjadi ibu kota Indonesia dan pusat kota terbesarnya. Sebagai rumah bagi populasi sekitar 10,6 juta jiwa di wilayah perkotaan dan sekitar 30 juta jiwa di wilayah metropolitan, Jakarta sedang menghadapi permasalahan mendesak akibat tenggelamnya kapal, dengan hampir 40% daratannya kini berada di bawah permukaan laut.
Baca selengkapnya: Menjelajahi 10 air terjun tertinggi di India yang spektakuler
Menanggapi tantangan ini, Pemerintah Indonesia telah menyusun rencana untuk merelokasi ibu kota ke Nusantara, sebuah kota baru, yang kabarnya sedang dibangun di pantai timur Kalimantan, sekitar 870 mil sebelah utara Jakarta. Jika laporan ini benar adanya, proyek ambisius ini, yang diperkirakan menelan biaya sekitar $35 miliar dan dijadwalkan selesai pada tahun 2045, bertujuan untuk mengurangi dampak tenggelamnya Jakarta sekaligus memberikan langkah strategis bagi tata kelola.
Keputusan ini mencerminkan tren historis yang terlihat di negara-negara seperti Nigeria, Brasil, dan Nigeria, di mana ibu kotanya direlokasi karena berbagai alasan. Namun, kasus di Jakarta ini unik karena merupakan kasus pertama dimana krisis iklim berdampak langsung pada proses relokasi ibu kota. Meningkatnya permukaan air laut, yang diperburuk oleh pengambilan air tanah yang berlebihan, telah mempercepat tenggelamnya Jakarta, sehingga mendorong tindakan segera dari pemerintah.
Sehubungan dengan hal ini, Presiden Indonesia Joko Widodo menyetujui rencana pemindahan ibu kota pada bulan Agustus 2019, dengan memilih Kalimantan Timur sebagai lokasi baru karena kedekatannya dengan laut dan kerentanan yang lebih rendah terhadap bencana alam seperti tsunami, gempa bumi, atau letusan gunung berapi.
Baca selengkapnya: Atraksi Chennai untuk pemula
Sementara itu, Jakarta sedang bergulat dengan konsekuensi dari statusnya yang tenggelam, misalnya saja dengan buruknya bangunan-bangunan terkenal seperti masjid, yang tenggelam akibat air yang masuk.
Sementara itu, para ahli lingkungan hidup memperingatkan kemungkinan besar bahwa sepertiga wilayah Jakarta akan tenggelam pada tahun 2050 jika penurunan permukaan tanah terus berlanjut. Untuk mengatasi permasalahan yang mendesak, Pemerintah Indonesia menginvestasikan sumber daya yang signifikan dalam tindakan pencegahan banjir di Jakarta, dengan menyadari betapa mendesaknya situasi ini dan perlunya melindungi warga negara dan warisan budayanya.
. “Penjelajah. Penggemar bacon yang ramah. Pecandu kopi setia. Gamer seumur hidup. Alcoholaholic bersertifikat.”