Sabtu, November 23, 2024
BerandaTeknologiIndonesia menolak laporan rencana aksi untuk membantu militer Myanmar mendukung janji pemilu...

Indonesia menolak laporan rencana aksi untuk membantu militer Myanmar mendukung janji pemilu baru

Date:

Related stories

Jakarta: Indonesia menolak laporan baru-baru ini yang mempersiapkan rencana aksi untuk membantu militer Myanmar memenuhi janjinya untuk mengadakan pemilihan baru.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Deco Picassia mengatakan kepada wartawan pada Selasa (23 Februari) bahwa Indonesia “belum meluncurkan atau merumuskan rencana aksi apa pun terkait situasi di Myanmar.” Dia juga membantah bahwa Indonesia mendorong pemilihan baru di Myanmar.

“Sejak awal, Indonesia telah mengimbau semua pihak untuk mencari kompromi dan proses demokrasi. Kami mendesak semua pihak di Myanmar untuk menyelesaikan masalah ini melalui jalur demokrasi pada pertemuan khusus para menteri luar negeri ASEAN. Posisi kami tidak berubah,” kata Mr. Byssia.

Seorang juru bicara mengutip laporan Reuters yang dirilis pada hari Senin yang mengutip pejabat yang berbicara tanpa nama.

Indonesia akan setuju dengan tetangganya di Asia Tenggara mengenai rencana aksi untuk menghentikan pertumpahan darah di Myanmar, membantu militer mengadakan pemilihan baru, dan memungkinkan pemenang untuk menghormati komitmennya, kata laporan itu. Program Indonesia menyerukan memfasilitasi dialog antara sistem ASEAN dan oposisi.

“Rencana bisnis dalam artikel Reuters tidak benar,” kata Byssia, Selasa. “Kami tidak punya rencana.”

Baca: Indonesia sedang mengerahkan anggota ASEAN untuk menyelesaikan situasi di Myanmar

Baca: Komentar – Kinerja militer Myanmar memang sudah merosot meski penampilannya

Mr Bisacia mengatakan bahwa Menteri Luar Negeri Indonesia Redno Marsudi sedang mengumpulkan ide dan ide dari rekan-rekannya di ASEAN dalam persiapan untuk pertemuan khusus tersebut.

“Kami masih dalam tahap konsultasi,” kata jurubicara itu seraya menambahkan bahwa MTM Marsudi sedang berkeliling ke wilayah tersebut untuk bertemu dengan rekan-rekannya. Ia dijadwalkan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Thailand Dan Pramodwina.

READ  American Indian Pavia Lal untuk mengepalai kru NASA

Pernyataan Bizantium datang hanya beberapa jam setelah sekelompok pengunjuk rasa tiba di Kedutaan Besar Indonesia di Yangon, kota terbesar Myanmar, pada hari Selasa, menolak rencana aksi yang disebutkan dalam laporan Reuters.

Para penentang menolak janji dewan militer untuk mengadakan pemilihan baru, bersikeras bahwa dewan itu harus mengakui pemilihan tahun lalu.

Militer melancarkan kudeta pada 1 Februari setelah KPU menolak tuduhan kecurangan dalam pemilu November. Dewan Pengurus berjanji untuk mengadakan pemilihan baru, tetapi tanpa menentukan jadwal tertentu.

Kudeta tersebut memicu protes harian dan pemogokan massal oleh banyak pegawai pemerintah selama hampir tiga minggu.

Latest stories