Mahkamah Agung Pakistan telah memutuskan melawan pemerintah Perdana Menteri Imran Khan karena memberlakukan undang-undang darurat yang melanggar konstitusi.
Islamabad,
Pakistan Tehreek-e Insaf (PTI) yang dipimpin oleh mantan pemain kriket Imran Khan memenangkan pemilihan umum 2018 di Pakistan. Imran Khan mengambil posisi Perdana Menteri.
Situasi di Pakistan semakin memburuk sejak pelantikan Imran Khan di lingkungan di mana berbagai masalah ekonomi telah berlarut-larut. Berbagai departemen pemerintah menghadapi krisis keuangan yang parah.
Ini telah menciptakan lingkungan untuk meminjam dengan suku bunga tinggi dari negara-negara internasional. Pemerintah Pakistan berkewajiban untuk membayar kembali pinjaman ini.
54 undang-undang darurat dalam 4 tahun
Sementara itu, partai-partai oposisi mendesak pengunduran diri Perdana Menteri Imran Khan. Pemerintah Imran Khan memberlakukan beberapa undang-undang darurat untuk menangani krisis. Tuduhan muncul bahwa pemerintah Imran Khan sering memberlakukan undang-undang darurat ini, yang seharusnya diberlakukan hanya dalam situasi darurat ketika sesi parlemen tidak berlangsung. Pemerintah Imran Khan dikatakan telah memberlakukan 54 undang-undang darurat sejak 2018, ketika mengambil alih kekuasaan.
Dalam kasus ini, gugatan diajukan terhadap pemerintah Imran Khan di Mahkamah Agung. Kasus ini dibawa ke persidangan di hadapan panel yudisial yang terdiri dari Hakim Casey Pais Issa dan Aminuddin Din Khan.
Setelah mendengarkan sepenuhnya argumen dari kedua belah pihak, hakim memutuskan melawan pemerintah Imran Khan dalam hal pemberlakuan undang-undang darurat. Dalam putusannya, para hakim mengatakan: –
Hanya dalam keadaan darurat
Presiden dan gubernur provinsi dapat membuat undang-undang darurat, tetapi kekuasaan mereka untuk membuat undang-undang diabadikan dalam konstitusi.
Undang-undang darurat hanya dapat ditegakkan jika tidak ada sesi Parlemen dan ketika ada keadaan yang memerlukan tindakan segera.
Dengan tidak adanya salah satu prasyarat tersebut, baik Rektor maupun Gubernur tidak dapat membuat undang-undang darurat. Hukum darurat hanya dapat diterapkan dalam situasi darurat. Karena itu hanya diperbolehkan oleh konstitusi.
menghina orang
Setiap kata Undang-Undang Dasar dan tata cara serta tata cara yang disebutkan di dalamnya harus ditaati dengan ketat. Dengan demikian menghilangkan ketidakpercayaan dan menghindari bahaya. Ini juga menghindari pemborosan waktu, uang, dan tenaga. Undang-undang darurat ini adalah bukti sejarah bahwa setiap kali konstitusi dilanggar, ia menghina orang-orang untuk siapa konstitusi itu dibuat. Inilah yang dikatakan hakim dalam putusannya.
“Praktisi Internet. Guru zombie total. Pecandu TV seumur hidup. Pelopor budaya pop yang rajin.”