Washington
Ui-Gyalakshmi c
Washington: Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa pengambilalihan kekuasaan oleh militer di Myanmar adalah serangan langsung terhadap demokrasi negara itu. Dia juga memperingatkan bahwa sanksi akan dijatuhkan lagi di Myanmar jika aturan militer terus berlanjut.
Sementara pemerintahan militer di Myanmar bukanlah hal baru, bunga demokrasi Buddha telah mulai menginjakkan kaki di ketentaraan lagi selama sepuluh tahun terakhir.
Pemilihan parlemen diadakan di Myanmar di tengah ancaman wabah virus Corona. Menurut KPU, angka partisipasi lebih tinggi dari yang diharapkan. Liga Demokratik Nasional memenangkan lebih dari 322 kursi yang dibutuhkan untuk memerintah dan mempertahankan kekuasaan. Tentara menuduh pemilu itu penipuan.
Dia juga menghadiri Parlemen kemarin untuk pertama kalinya sejak pemilihan umum. Parlemen diharapkan secara resmi menyetujui hasil pemilu November dan mengizinkan pemerintah baru untuk mengambil alih.
Namun kudeta militer terjadi di Myanmar pada perubahan yang tidak terduga. Sebelum parlemen bersidang, militer menangkap para pemimpin politik terkemuka, termasuk Presiden Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint.
Ini diikuti dengan pengumuman di saluran televisi milik militer Maiwadi bahwa militer telah merebut kekuasaan berdasarkan Pasal 417 konstitusi. Ia juga mengumumkan bahwa keadaan darurat akan diumumkan selama satu tahun untuk menjaga stabilitas negara.
Militer mengumumkan bahwa Jenderal Min Aung Heung akan menjadi kepala negara berikutnya dan Wakil Presiden Mind Sway akan dipromosikan menjadi presiden.
Karena kudeta militer yang tiba-tiba, situasi tegang melanda seluruh Myanmar. Militan berpatroli di berbagai kota besar, termasuk ibu kota negara, dan layanan internet telah ditutup di seluruh Myanmar sebagai tindakan pencegahan. Demikian pula, penerbangan ditangguhkan di seluruh negeri.
Dalam konteks ini, kudeta militer di Myanmar telah menimbulkan kecaman keras dari seluruh dunia.
Mengomentari pengambilalihan Myanmar oleh militer, Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa pengambilalihan Myanmar oleh militer merupakan “serangan langsung terhadap demokrasi negara.” Dia mengatakan itu adalah serangan langsung terhadap demokrasi negara dan supremasi hukum.
Keputusan tahun 2016 untuk mencabut sanksi ekonomi akan ditinjau segera di tengah harapan untuk transisi damai ke pemerintahan yang demokratis. Dia memperingatkan bahwa sanksi dapat dijatuhkan lagi di Myanmar jika militer terus berkuasa.
“Praktisi Internet. Guru zombie total. Pecandu TV seumur hidup. Pelopor budaya pop yang rajin.”