Hanya pemerintah Sinhala yang mempunyai taktik merampas tanah masyarakat Tamil di kawasan rumah presiden yang berada di Girimalai dan menyewakannya kepada pihak Tamil. Kekhawatiran telah diungkapkan bahwa pemerintah Sinhala tidak memperhitungkan pemilik tanah, dan orang Tamil di diaspora yang menyewa tanah juga tidak memperhitungkannya.
Faktanya, diaspora Tamil di Kanada telah ikut serta dalam perebutan kediaman Presiden.
Dalam hal ini, Rumah Presiden yang sedang dibangun di Kangisanthurai, Jaffna, disewakan kepada perusahaan IT Sri Lanka selama hampir 50 tahun kepada diaspora Tamil Kanada untuk membangun universitas IT.
Nilai investasinya sekitar Rp 5.000 miliar. Institut Teknologi Informasi Sri Lanka bekerja sama dengan investor Kanada Indrakumar Padmanathan akan mengembangkannya menjadi universitas TI.
Namun pihak lain Kanada kecewa dengan tindakan massa yang mendirikan hotel di istana presiden.
Dalam kasus ini, ia dikatakan terjun dalam kampanye dengan cerita membebaskan zona keamanan tinggi dengan menghasut para pendukungnya.
“Faithful maker. Award-winning bacon nerd. Social media maven. Pop culture evangelist. Evil zombie guru.”