Amerika Serikat menyatakan siap memberikan suaka sementara bagi orang-orang Myanmar yang tidak dapat kembali ke rumah mereka karena aturan militer dan kekerasan.
Washington:
Di Myanmar, tentara tiba-tiba memberontak dan merebut kekuasaan. Negara tersebut telah menangkap sejumlah pemimpin, termasuk Aung San Suu Kyi, dan menempatkan mereka sebagai tahanan rumah.
Tentara merebut kekuasaan, menuduhnya mencurangi pemilihan umum tahun lalu.
Rakyat terus berjuang melawan kekuasaan militer. Tentara sejak itu melancarkan serangan yang mencakup penembakan. Lebih dari 70 pengunjuk rasa telah dilaporkan tewas dalam penembakan sejauh ini.
Komunitas internasional, termasuk Amerika Serikat, mengutuk keras tentara Myanmar atas perebutan kekuasaannya. Amerika Serikat menjatuhkan sanksi kepada para pemimpin militer Myanmar. Kemarin, militer Myanmar juga memberlakukan embargo ekonomi terhadap dua anggota keluarga pemimpin tersebut.
Dalam kasus ini, Amerika Serikat mengumumkan siap memberikan suaka sementara kepada rakyat Myanmar yang tidak dapat kembali ke negara tersebut karena aturan militer dan kekerasan.
“Keputusan untuk memberikan suaka kepada warga Myanmar diambil di bawah naungan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS,” kata Miurgas, Menteri Pertahanan. Mereka bisa tinggal di Amerika Serikat untuk sementara.
Beberapa petugas polisi yang tidak ingin bekerja di bawah kekuasaan militer di Myanmar melarikan diri dari perbatasan bersama keluarganya ke India. Sementara itu, laporan menunjukkan bahwa lebih dari 200 polisi dari Myanmar telah tiba di India bersama keluarga mereka.
https://www.youtube.com/watch?v=videoseries
“Praktisi Internet. Guru zombie total. Pecandu TV seumur hidup. Pelopor budaya pop yang rajin.”